Bentuk tubuh kekar dengan raut muka yang ramah serta senyuman indah yang tak pernah lepas dari wajah adalah karakteristik guru yang satu ini Imam Ghazali, pengajar bidang studi olahraga kelas XII ini mampu menciptakan suasana pelajaran yang menantang kekuatan fisik menjadi sebuah pelajaran mengesankan, menyenangkan, dan penuh canda tawa. Guru baru asal SMP 1 Padangan ini mengajukan kepindahan ke SMAN 2 Bojonegoro dengan tujuan ingin lebih dekat dengan tempat tinggal, karena jika beliau mengajar dekat rumah beliau akan mampu mengoptimalkan waktu. Bapak 2 anak ini memang berkomitmen menjadikan pelajaran olahraga sebagai pelajaran yang mampu membuat murid-muridnya tertarik, dan dinanti.
Hal ini terbukti ketika ZZ mengunjungi untuk mewawancarai beliau yang saat itu sedang mengajar, tampak siswa-siswi yang diajarnya tak henti –hentinya tertawa. Meskipun lelah, haus, badan pegel-pegel, tak sedikitpun wajah mereka menampakkan aura kesedihan. “Dalam kurikulum yang makin berkembang , olahraga bukan dituntut sebagai pelajaran untuk mengembleng kekuatan fisik, melainkan bagaimana membuat mereka senang terhadap pelajaran ini. Jika mereka sudah suka, mereka akan midah diarahkan.” Papar guru asal Banjarjo itu panjang lebar.
Prestasinya sebagai guru dalam bidang olahraga ini tak dapat diragukan lagi. Selama 11 tahun mengajar di SMP 1 Padangan beliau mampu melahirkan atlet-atlet baru. Bahkan dalam berbagai kejuaraan anak didiknya tak pernah luput dari jajaran juara. Bukan hanya dalam kancah kabupaten saja beliau mampu melahirkan atlit-atlit tingkat nasional.
“ Baru kali ini saya merasakan olahraga model seperti ini, sangat melelahkan memang tetapi benar-benar mampu membuat suasana olahraga menjari berbeda.” Ujar salah satu siswi. Strategi mengajar guru kelahiran Banjarjo, 21 September 1971 ini memang berbeda, Siswa dibuat agar selalu bergerak tanpa henti selama 45 menit. Namun mereka tidak sadar jika telah bergerak cukup lama. Mirip sihir tapi ini nyata juga tanpa mantra, hanya dengan memberikan beberapa permainan seperti: Kucing-kucingan. Tak satupun dari siswa berhenti bergerak ketika bermain, kecuali yang memang sudah lemah fisiknya, ya! Inilah cirri khas dari guru berzodiak sagitarius ini.
Selain mengajar beliau juga membuka usaha foto copy dan alat-alat tulis dirumahnya.
Semoga prestasi beliau tetap terukir, sebagai pelahir atlit-atlit berprestasi. Serta beliau dapat membimbing pelajar-pelajar SMAdaBO yang bisa dibanggakan baik dari beliau sendiri, lingkungannya, maupun sekolah.
Hal ini terbukti ketika ZZ mengunjungi untuk mewawancarai beliau yang saat itu sedang mengajar, tampak siswa-siswi yang diajarnya tak henti –hentinya tertawa. Meskipun lelah, haus, badan pegel-pegel, tak sedikitpun wajah mereka menampakkan aura kesedihan. “Dalam kurikulum yang makin berkembang , olahraga bukan dituntut sebagai pelajaran untuk mengembleng kekuatan fisik, melainkan bagaimana membuat mereka senang terhadap pelajaran ini. Jika mereka sudah suka, mereka akan midah diarahkan.” Papar guru asal Banjarjo itu panjang lebar.
Prestasinya sebagai guru dalam bidang olahraga ini tak dapat diragukan lagi. Selama 11 tahun mengajar di SMP 1 Padangan beliau mampu melahirkan atlet-atlet baru. Bahkan dalam berbagai kejuaraan anak didiknya tak pernah luput dari jajaran juara. Bukan hanya dalam kancah kabupaten saja beliau mampu melahirkan atlit-atlit tingkat nasional.
“ Baru kali ini saya merasakan olahraga model seperti ini, sangat melelahkan memang tetapi benar-benar mampu membuat suasana olahraga menjari berbeda.” Ujar salah satu siswi. Strategi mengajar guru kelahiran Banjarjo, 21 September 1971 ini memang berbeda, Siswa dibuat agar selalu bergerak tanpa henti selama 45 menit. Namun mereka tidak sadar jika telah bergerak cukup lama. Mirip sihir tapi ini nyata juga tanpa mantra, hanya dengan memberikan beberapa permainan seperti: Kucing-kucingan. Tak satupun dari siswa berhenti bergerak ketika bermain, kecuali yang memang sudah lemah fisiknya, ya! Inilah cirri khas dari guru berzodiak sagitarius ini.
Selain mengajar beliau juga membuka usaha foto copy dan alat-alat tulis dirumahnya.
Semoga prestasi beliau tetap terukir, sebagai pelahir atlit-atlit berprestasi. Serta beliau dapat membimbing pelajar-pelajar SMAdaBO yang bisa dibanggakan baik dari beliau sendiri, lingkungannya, maupun sekolah.
