Rasanya mudah sekali air mata ini menetes ketika kata ibu disinggung, entah apa yang membuat hati ini berdebar ketika ibu disebut, mungkin karena aku terlalu mencintai nya, atau aku yang mempunyai banyak salah padanya, entahlah. Yang ku ketahui saat ini hanyalah betapa berharganya sosok ibu dalam hidupku, mungkin semua ibu itu mulia. Tapi yang ku ketahui hanyalah seorang ibu yang biasa q panggil “umik”.
Umik yang selalu ku banggakan, ku ceritakan tuk buat teman-teman ku iri. Ya itulah umik ku, dia selalu memberika segalanya untuk ku, dan untuk keluarga. Umik memang wanita yang kuat, semua kesulitan hidup dijalani dengan tenang seakan tak ada apa-apa, aku sangat kagum dengannya. Bagaimana dia bisa tetap berkata lembut ketika aku membentaknya, bagaimana dia tetap tersenyum ketika aku marah padanya, dan entah apa yang bisa membuatnya tetap menyebut ku anugrah terindah yang dimilikinya ketika aku sering buatnya kecewa. Terkadang aku ingin tahu bahan apakah yang digunakan allah tuk ciptakan umik ku. Dia amat lah spesial. Umik tak pernah mengunakan tangan nya sekalipun dalam hidup tuk melukai ku, jangankan memukul, mencubit, marah pun tidak.
Kini ku mulai menjalani hidup di kost, ku mulai merasakan jauh dari umik, dan itu begitu menyakitkan. Itu pula yang membuatku takut tuk jadi dewasa, aku takut harus jalani hidup didunia yang keras ini tanpa umik disampingku, aku takut tak bisa bermanja-manja lagi dengannya. Aku benar-benar takut, tak tahu apa yang bisa hilangkan rasa takut ini dari pikiranku. Tapi ini lah hidup yang harus ku jalani tanpa pilihan lain.
Yang aku mau saat ini hanyalah kebahagiaannya, dan aku berjanji pada diriku sendiri suatu saat nanti aku harus bisa membahagiakan umik. Umik I love you, I can’tlive without you, so don’t leave me alone. You are my hero
